Contently, Platform untuk Menyusun Portofolio bagi Para Content Writer

M Ikhsan
3 min readJan 9, 2022

--

logo Contently. Sumber: Contently.com

Pada 2020, saat masih belum memiliki pekerjaan saya menjadikan menulis sebagai kegiatan untuk mengisi waktu luang. Awalnya saya menulis di Medium ini, hingga akhirnya mencoba mengirim beberapa tulisan saya ke berbagai media UGC. Tidak terasa ternyata artikel yang saya buat sudah terkumpul puluhan.

Beberapa hari yang lalu juga saya melihat postingan media sosial Mojok, tentang portofolio. Saya menjadi kepikiran, kenapa tidak saya jadikan saja tulisan yang pernah saya buat sebagai sebuah portofolio. Walau tidak memiliki cita-cita sebagai penulis profesional, siapa tahu setidaknya bisa dijadikan sebagai nilai tambah di mata HRD.

Setelah banyak mencari tahu bagaimana caranya membuat portofolio khususnya untuk penulis, saya menemukan beberapa platform yang dapat digunakan. Beberapa platform tersebut diantaranya clippings.me, Journo Portfolio, dan Contently. Tapi disini saya cuma membahas Contently saja, karena ini yang saya gunakan.

Jadi, platform Contently ini berfungsi untuk mengumpulkan, dan mengatur tulisan atau karya penggunanya. Setelah membuat akun, para penggunanya tinggal menyusun satu-satu tulisan miliknya, baik yang telah terbit di internet, ataupun yang belum pernah diterbitkan.

Biar lebih mudah dipahami, mari saya ilustrasikan. Misalnya saya ingin mengatur beberapa tulisan yang telah saya miliki, baik berupa artikel, atau naskah yang pernah saya buat ketika kuliah. Nah, di Contently jika artikel yang saya tulis telah terbit di media online, maka saya tinggal memasukan saja tautan artikel tersebut kedalam halaman Contently milik saya. Nah, nantinya jika tautan tersebut diklik, maka akan langsung mengarah kepada media online yang menerbitkan tulisan tersebut.

Pada Contently ini kita juga bisa mengisi deskripsi dari setiap karya yang dibuat, misalnya memasukan latar belakang tulisan tersebut, tujuan dari tulisan tersebut, atau juga pencapaian dari tulisan tersebut. Untuk lebih jelasnya mari Anda lihat pada gambar di bawah ini.

Halaman Contently, jika tautan atau judul tulisan diklik, maka akan langsung mengarah kepada media online penerbit artikel tersebut. Saya juga bisa memberikan deskripsi terkait artikel tersebut.

Bukan cuma penulis konten saja yang bisa memamerkan tulisannya, kalau misalnya Anda adalah penulis naskah film pendek, Anda juga bisa menunjukan film yang telah Anda buat, dan nanti pada bagian deskripsi Anda bisa menerangkan bahwa Anda berteguas sebagai penulis naskah.

Jika ada tulisan yang belum diterbitkan di media online, maka Anda bisa mengupload-nya dalam bentuk PDF. Jika ada orang yang mengklik, maka akan dilanjutkan untuk mendownload file PDF tersebut.

Kekurangan Contently

Di Contently, pengguna tidak bisa memilih layout yang diinginkan. Jadi semua pengguna hanya bisa menggunakan layout dari bawaan Contently. Berbeda dengan platform lainnya, yang setiap penggunanya bisa memilih berbagai layout yang telah disediakan. Masalahnya adalah layout dari Contently sendiri tidaklah rapi, jika dibandingkan layout dari platform pesaingnya.

Selain itu Contently, tidak menyediakan fitur untuk melihat traffic. Jadi ya para penggunanya tidak bisa tahu ada berapa orang yang telah membuka halaman Contently miliknya, dan juga tidak tahu karya mana yang paling banyak diklik.

Berbeda dengan Journo Portfolio misalnya, yang setiap penggunanya bisa melihat traffic halamannya, bahkan fitur tersebut bisa digunakan dalam keadaan gratis.

Selain itu Contently juga tidak bisa menambahkan pages, jadi kalau Anda menulis berbagai macam topik, akan agak sulit memisahkan dengan topik-topik terkait. Selain itu Contently juga tidak ada pilihan untuk membuat domain sendiri.

Kelebihan Contently

Sebenarnya Contently memiliki berbagai fungsi, seperti untuk mendapatkan pekerjaan untuk freelancer, atau sarana untuk alat pemasaran. Tapi, disini saya hanya berfokus pada fitur portofolio saja.

Jika membicarakan kelebihan, Contently memiliki kelebihan dari platform sejenisnya, yaitu gratis. Jadi para pengguna bisa mengumpulkan, dan mengatur setiap karyanya tanpa jumlah maksmial, dan tanpa dipungut biaya apapun. Berbeda dengan platform sejenisnya yang memberikan batasan tulisan yang dapat diperlihatkan, jika digunakan secara gratis.

Nah karena gratis, makanya Contently ini sangat cocok digunakan untuk penulis amatir yang baru mau memulai karir kepenulisannya. Kalau udah professional, dan banyak duit baru bisa coba platform lainnya.

Oke, sekian. Kalau ada yang mau ngumpulin portofolio kepenulisannya bisa langsung coba Contently.

--

--

M Ikhsan
M Ikhsan

Written by M Ikhsan

Tempat belajar berargumen serta menyampaikan pendapat. Yuk ngobrol dengan saya melalui LinkedIn atau Instagram @ikhsanfirdauss

No responses yet