Mengenal Peraturan MMA yang Digunakan UFC

M Ikhsan
4 min readFeb 13, 2023

Jeka Saragih akhirnya menjadi petarung pertama Indonesia yang telah dikontrak UFC. Jeka dikabarkan telah menandatangani lima pertarungan dengan organisasi UFC.

Ilustrasi petarung MMA. Sumber: Freepik

Seba Jeka sudah akan bertarung di UFC, mala darí itu izinkan saya untuk membantu pembaca memahami peraturan pertarungan MMA di UFC.

Peraturan MMA yang digunakan oleh UFC sendiri bernama “Unified Rules of Martial Arts,” peraturan ini juga digunakan pada pertarungan MMA di organisasi lain seperti pada Bellator, dan PFL.

Kelas berat badan

Sebagaimana pertarungan bela diri lainnya, UFC juga memiliki berbagai kelas sesuai dengan berat badan. Untuk kelas berat badan adalah sebagai berikut:

Strawweight: 115 lb

Flyweight: 125 lb

Bantamweight: 135 lb

Featherweight: 145 lb

Lightweight: 155 lb

Welterweight: 170 lb

Middleweight: 185 lb

Light Heavyweight: 205 lb

Heavyweight: 265 lb

Di UFC sendiri para petarung dikasih toleransi 1 lb lebih dari berat badan yang ditentukan. Misal petarung Cecep Gorbachev bertarung pada divisi Flyweight, maka saat penimbangan berat badan ada toleransi bahwa berat badannya boleh lebih 1 lb, jadi 126 lb.

Jika kelebihan dari batas toleransi, maka pertarungan bisa dikategorikan kedalam Catchweight, atau bahkan dibatalkan.

Toleransi tersebut hanya berlaku pada pertarungan yang bukan perebutan sabuk juara. Pada pertarungan perebutan sabuk juara, semua petarung harus memiliki berat badan yang sesuai. Misalnya saja Charles Oliveira saat bertarung untuk mempertahankan gelar lightweight, ia harus memiliki berat maksimal 155 lb. Jika lebih, maka pertarungan tidak menjadi pertahanan sabuk.

Durasi dan banyak ronde

Pada pertarungan UFC biasanya dilakukan tiga, atau lima ronde. Pertarungan lima ronde digunakan untuk perebutan gelar, sabuk juara. Selain itu pertarungan lima ronde juga biasa digelar untuk, pertarungan tajuk utama, walau beberapa pertarungan yang bukan perebutan gelar atau bukan tajuk utama juga bisa saja digelar lima ronde.

Sementara pertarungan tiga ronde, biasa dilakukan oleh pertarungan biasa saja.

Nah, setiap rondenya akan berlangsung selama lima menit, dengan satu menit istirahat.

Pelanggaran

Banyak hal yang menyebabkan pelanggaran pada pertarungan MMA. Tapi yang umum terjadi contohnya seperti ini:

  • Colok mata.
  • Menyerang kemaluan.
  • Memegang pagar.
  • Jambak rambut.
  • Menyerang kepala dengan dengkul saat pertarungan bawah.
  • Memukul bagian belakang kepala.
  • Memegang, dan menahan sarung tangan, atau celana lawan.
  • Menyerang lawan seusai bel.
  • Dll.

Apa yang terjadi jika petarung melakukan pelanggaran? Akibatnya adalah pasti mendapatkan teguran, jika lebih dari itu maka bisa pengurangan poin, lebih parah lagi bahkan bisa didiskualifikasi, dan dinyatakan kalah.

Penilaian juri

Pada setiap pertarungan akan selalu ada tiga juri yang siap menilai pertarungan tersebut. Masing-masing juri akan menilai pertarungan pada setiap rondenya. Sama dengan tinju, nantinya nilai tersebut akan dikalkulasikan jika pertarungan selesai hingga akhir.

Lantas bagaimana penilaian diberikan? Setiap rondenya, masing-masing juri akan memberikan nilai 10 untuk pemenang pada ronde tersebut, dan 9 atau 8 untuk yang kalah–tergantung seberapa telak kalahnya. Bisa juga nilai diberikan 10–10, hanya saja ini sangat jarang.

Terus apa faktor juri menentukan pemenang? Ada beberapa faktor yang menyebabkan juri memilih satu pemenang, dan satunya lagi adalah pecundang. Yang paling menjadi patokan utama adalah damage baik itu pada pertarungan berdiri, atau saat dibawah.

Selanjutnya adalah agresivitas, dan kontrol. Jika kedua petarung sama-sama memberikan damage satu sama lain, maka umumnya juri akan mencari petarung mana yang lebih memainkan peran pada pertarungan tersebut, seperti mana petarung yang lebih agresif untuk menyerang.

Nah karena para juri menilai suatu pertarungan berdasarkan ronde ke ronde, maka dari itu penonton tidak bisa menjadikan statistik sebagai patokan untuk menentukan pemenang. Selain itu jika misal ada pertarungan lima ronde, sementara seorang petarung hanya bisa memenangkan ronde terakhir–kelima, sementara ronde lainnya ia kalah, maka bisa dipastikan petarung tersebut tetaplah kalah.

Selain itu karena juri adalah manusia biasa, maka sering juga terjadi penilaian kontroversi. Ya, sebab sebagaimana manusia pasti ada bias, dan juga keterbatasan penglihatan saat pertarungan terjadi.

Contoh Scorecard. Sumber: UFC News on Twitter

Jika pertarungan berakhir dengan keputusan juri, maka akan ada banyak istilah untuk hasil akhir dari penilaian juri tersebut:

  • Unanimous decision: Semua juri (tiga juri), memenangkan petarung yang sama.
  • Majority decision: Dua dari tiga juri memilih satu petarung sebagai pemenang, semetara juri satunya lagi memilih draw.
  • Split decision: Dua dari tiga juri memilih satu petarung sebagai pemenang, semetara juri satunya lagi memilih petarung lainnya sebagai pemenang.
  • Unanimous draw: Ketiga juri memutuskan draw.
  • Majority draw: Dua dari tiga juri memilih pertarungan sebagai draw, semetara juri satunya lagi memilih petarung lainnya sebagai pemenang.
  • Split draw: Satu juri memilih draw, satu juri lagi memilih seorang petarung sebagai pemenang, sementara juri satunya lagi memilih lawannya yang menang. Contohnya ada pada petarungan Jan Błachowicz melawan Magomed Ankalaev.

Hasil akhir lainnya

Nah, jika pertarungan tidak sampai selesai, maka berikut adalah hasil yang dapat diberikan:

  • Submission: Hasil ini diberikan kepada petarung yang dapat mengunci lawannya, dan lawannya melakukan tap, berteriak, atau tertidur karena kehabisan oksigen.
  • Knockout (KO): Hasil ini diberikan kepada petarung yang dapat menghabisi lawannya, dan lawannya tersebut tidak dapat melanjutkan pertarungan.
  • Technical Knockout (TKO): Hasil ini diberikan kepada petarung yang dapat menghabisi lawannya, dan lawannya tersebut masih bisa mengikuti pertarungan hanya saja kondisinya dianggap sudah tidak layak lagi–seperti tidak bisa lagi bertahan. Umumnya pada kondisi ini wasit akan menghentikan pertarungan. Dari tim petarung juga dapat melemparkan handuk sebagai tanda menyerah.
  • No Contest: Nah kalau ini adalah hasil yang didapatkan jika ada pelanggaran–biasanya yang tidak disengaja–dan petarung yang dilanggar tersebut tidak dapat melanjutkan pertarungan.

Kurang lebih ini saja penjelasan singkat terkait peraturan MMA yang berlaku di UFC. Kalau sudah paham akan peraturan ini, maka dapat dipastikan bisa mengikuti UFC secara lebih asik.

--

--