Midnight Diner: Serial Drama Manis Dari Jepang

M Ikhsan
3 min readApr 16, 2020

--

master juru masak sekaligus pemilik

Pada tahun 2016 Netflix merilis season pertama Midnight Diner: Tokyo Stories dengan 10 episode. Pada tahun 2019 Netflix merilis season kedua dengan 10 episode juga. Konsep cerita dari Midnight Diner diadaptasi dari manga dengan judul sama (dalam bahasa Jepang: Shin’ya Shokudō) karya Yarō Abe. Shin’ya Shokudō sudah diadaptasi dalam bentuk serial tv dan juga film panjang. Selain dari asalnya Jepang, pada tahun 2015 Korea Selatan mengadaptasi dengan serial tv berjudul Late Night Restaurant. Cina juga ikut mengadaptasi dengan format serial tv dan film panjang dengan judul Midnight Diner. Lantas apa yang membuat serial Midnight Diner ini menarik?

Latar tempat serial Midnight Diner: Tokyo Stories berada di gang sempit Tokyo letaknya tepatnya pada warung makan kecil yang hanya buka dari pukul 12:00 dinihari hingga sekitar pukul 07:00 pagi. Warung makan tersebut tidak memiliki menu, pelanggan boleh memesan apa saja, asalkan master (dibaca: juru masak) bisa membuatnya. Warung makan tersebut memiliki para pelanggan setia, adapula pelanggan lainnya yang datang silih berganti.

Cerita yang dihadirkan dari Midnight Diner ada pada para pelanggan yang datang ke warung makan tersebut. Dari premis ini mungkin akan terasa membosankan, apa serunya cerita pelanggan yang makan tengah malam, tapi disitulah kelebihan dari Midnight Diner. Disini saya akan mencoba menjelaskan kenapa Midnight Diner khususnya serial Netflix Midnight Diner: Tokyo Stories adalah tontonan bermutu.

Midnight Diner adalah drama slice of life berformat antologi, rata-rata pelanggan yang datang rata-rata membawa masalahnya ke warung makan tersebut. Masalahnya pun beragam mulai dari kesepian, patah hati, mencari kawan yang telah menghilang, masalah rumah tangga, ayah dan anak atau masalah-masalah umum kehidupan lainnya.

Season 1 episode 5 yang berjudul Egg Tofu, menceritakan tentang bapak single parent yang merupakan pemain mahjong dan anaknya berumur 6 tahun. Anak tersebut terlihat kuat tapi bagaimanapun juga dia membutuhkan kehidupan normal bersama orang tuanya. Di Jepang permainan mahjong dilaksanakan pada malam hari, mau tidak mau anak tersebut harus dititipkan di warung master. Di warung tersebut dia bertemu dengan seorang perempuan pelayan bar yang memberikan perhatian. Apa yang akan terjadi silahkan ditonton sendiri.

Season 1 episode 3 yang berjudul Tonteki, diceritakan perempuan agen properti yang selalu jatuh cinta pada orang yang salah, berkali-kali patah hati hingga akhirnya ada pria rekan kerjanya yang jatuh cinta terhadap perempuan tersebut. Urusan hati tak bisa diatur-atur, disini master datang sebagai “penyelamat” dengan petuahnya yang ajaib.

Season 2 episode 8 yang berjudul Curry Ramen ada pertemuan seorang laki-laki ditempat bermain pachinko dengan kawan lamanya. Entah kenapa laki-laki tersebut begitu mengidolai kawannya, walaupun terkesan dimanfaatkan dia tetap begitu percaya dengan kawannya. Curry Ramen buatan masterlah telah menemani laki-laki tersebut yang terus menunggu di warung makan.

Semua episode Midnight Diner mempunyai pengulangan. Pelanggan datang, pelanggan mesan makanan favoritnya, pelanggan mencurahkan masalahnya kepada master, dan diakhir pelanggan menyelesaikan masalahnya.

Pada saat memasuki konflik para pelanggan akan berbicara panjang lebar tentang masalah mereka kepada master, yang dilakukan oleh master warung makan tersebut cukup mendengar dan hanya memberi beberapa patah kata yang sangat berguna bagi pelanggannya untuk menyelesaikan masalahnya, tidak ada gaya menggurui atau nasihat-nasihat berlebihan yang diberikan master. Bahkan terkadang master hanya diam saja dan memasak makanan yang mengundang sentimental para pelanggannya.

Jika cerita-cerita kehidupan lainnya banyak yang hanya memiliki akhir bahagia, tapi di serial ini tidak semua hal akan selalu berakhir dengan kebahagian. Memiliki akhir yang menyedihkan dan menyesakan dada sesekali tidak masalah, karena yang diajarkan dari drama serial ini adalah menerima setiap keadaan dengan lapang dada.

Serial ini tidak perlu bercerita panjang lebar, setiap episode dari Midnight Diner kurang lebih 25 menit, tidak lama memang, tapi sudah cukup untuk memeberikan perkenalan, memasuki konflik, dan mengatasi konflik.

Kelebihann lainnya dari serial ini, karena berbentuk antologi maka penonton tidak diharuskan untuk menonton dari episode 1, penonton bebas memilih dari episode mana ingin memulai dan mengakhiri.

Selain itu para penonton akan disuguhkan makanan rumahan ala Jepang seperti nasi goreng, ramen, udon, telur dadar, yang di rekam secara close-up dan diperlihatkan bahan-bahan segar yang digunakan. Selain artistik tentu saja ini akan membangkitkan selera makan penonton.

Pada akhirnya serial Midnight Diner: Tokyo Stories adalah drama slice of life yang memiliki kelebihan dalam story telling, tidak menggurui, dan menyajikan makanan yang menggugah selera. Serial ini cocok disaksikan saat dalam kondisi apapun.

--

--

M Ikhsan
M Ikhsan

Written by M Ikhsan

Tempat belajar berargumen serta menyampaikan pendapat. Yuk ngobrol dengan saya melalui LinkedIn atau Instagram @ikhsanfirdauss

No responses yet