Penulis Indonesia

Katalog penulis dan publikasi Indonesia di Medium (Pidim)

Follow publication

Muhammad Ikhsan Firdaus

M Ikhsan
Penulis Indonesia
Published in
3 min readMar 8, 2025

“Muhammad Ikhsan Firdaus” adalah doa yang diberikan oleh orang tua saya, sebuah doa baik yang selalu melekat dalam hidup saya. Sebagai manusia, memang keimanan saya begitu rapuh — setipis tisu yang dibagi tujuh — dan saya kerap melakukan dosa yang memalukan, meski begitu doa ini tetap menjadi pengingat. Doa ini menjaga saya, membuat saya agar kembali menjadi pribadi yang selaras dengan doa tersebut.

Ketika SMK, saya pernah membayangkan hidup yang bebas, penuh petualangan, menikah di usia muda, dan terbebas dari penjara waktu yang berkaitan dengan pekerjaan. Kebebasan adalah mimpi basah masa-masa SMK.

Sial, realitas menjadi dewasa adalah hal lain — perjalanan rumah-kantor yang menghabiskan 2,5 jam setiap hari, kejenuhan akibat pekerjaan yang begitu-gitu saja, serta lingkungan kerja yang jauh dari keakraban sering memberikan sakit kepala, betul-betul kehidupan dewasa yang membosankan. Membenci hari Senin adalah rutinitas setiap akhir pekan.

Kehidupan yang monoton dan membosankan ini diperparah dengan minimnya pengalaman saya dalam kisah-kisah cinta. Saat ini, saya memiliki cerita cinta yang absurd dan menyedihkan bagi saya, tetapi saya malas menulisnya apalagi menceritakannya langsung. Kalian para pembaca pasti akan menertawakan kebodohan saya sambil meneriakkan ‘GOBLOG’. Jadi, saya simpan saja cerita ini.

Orang sering melabeli saya sebagai pribadi yang ‘kurang bersyukur’ dan ‘orang yang membosankan’. Saya tidak mengelak akan hal ini. Ketika saya membaca kembali tulisan saya di Medium, saya berpikir mungkin mereka ada benarnya.

Awalnya, saya berniat untuk memberikan informasi yang positif dan penting di Medium ini, menjadikannya sebagai sarana personal branding. Namun, keterbatasan pengetahuan dan juga keterbatasan keinginan memaksa saya untuk berhenti. Tidak terasa, setahun terakhir Medium menjadi tempat menunjukkan sikap pesimis saya, ketidakpercayaan pada pejabat negara, dan juga tempat mengeluh.

Terasa cukup tanpa ambisi dan tujuan, tapi nyatanya hidup seperti ini membosankan juga. Ini membuat saya memutuskan untuk melanjutkan studi magister hubungan internasional. Saya memiliki ambisi untuk menyelesaikan studi magister pada tahun ini, 2025.

Tidak ada alasan khusus mengapa mengambil hubungan internasional untuk melanjutkan studi magister. Secara pekerjaan dan profesi, tidak ada hubungannya dengan yang saya jalani saat ini. Gelar sarjana saya juga tidak selaras dengan jurusan ini. Alasannya hanya sebatas menyukai isu-isu internasional saja. Saya sering berkelakar, “ingin mempelajari cara dunia bekerja.” Tidak lucu?

Melanjutkan studi magister adalah salah satu keputusan tepat yang saya jalani. Walau menghabiskan uang dan menyita waktu tidur akibat tugas-tugasnya, ternyata mempelajari disiplin ilmu yang digemari ternyata menyenangkan juga. Dapat berdiskusi akan topik yang disukai dan dikuasai dengan teman kuliah adalah suatu kesenangan tersendiri, hal yang tidak saya dapatkan di kantor.

Sains berkata hormon endorfin dapat membuat kebahagiaan. Untuk memproduksinya, saya melakukan banyak olahraga. Saya bisa menjadi penjaga gawang dalam permainan futsal atau sepak bola, bermain badminton untuk melatih refleks juga kecepatan, nge-gym angkat beban untuk menambah massa otot, dan sesekali juga membawa badan ini menaiki gunung.

Hobi lain yang saya lakukan adalah mendengarkan musik. Saya mendengarkan musik ketika di transportasi umum, ketika ingin tidur, apalagi ketika bekerja. Musik saya jadikan sarana untuk berhenti mendengar ocehan orang-orang sekitar. Walau menyukai musik, tapi saya membenci konser. Mungkin karena saya capek harus berdiri dalam waktu yang cukup lama, atau sesederhana lelah berada di kerumunan orang-orang.

Saya menjadikan olahraga sebagai sarana untuk berkenalan, dan memulai topik obrolan dengan orang baru. Jika tidak percaya, coba saja kalian bergabung dengan klub lari, pasti di klub tersebut akan membicarakan berbagai topik terkait sepatu, dan info race.

Hal-hal lainnya yang selalu menarik perhatian saya adalah manga, dan anime. Sejak SD saya sudah jatuh cinta dengan berbagai judul kedua hiburan ini. Beberapa serial yang dapat saya rekomendasikan secara acak One Piece, Bleach, Attack on Titan, Hell’s Paradise, Dorohedoro. Untuk serial manga terbaru ada Drama Queen yang memiliki plot yang menarik perhatian saya.

Cukup perkenalannya. Kapan-kapan saya cerita lagi hal-hal positif lainnya.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Penulis Indonesia
Penulis Indonesia

Published in Penulis Indonesia

Katalog penulis dan publikasi Indonesia di Medium (Pidim)

M Ikhsan
M Ikhsan

Written by M Ikhsan

Tempat belajar berargumen serta menyampaikan pendapat. Yuk ngobrol dengan saya melalui LinkedIn atau Instagram @ikhsanfirdauss

Write a response