Olahraga Adalah Cara Bergaul Terbaik Untuk “Introverts”

M Ikhsan
4 min readJul 24, 2022

--

Ilustrasi olahraga kayak. Gambar oleh Dimitris Vetsikas dari pixabay

Entah dari kapan, pengkotak-kotakan karakter introvert dan extrovert membuat saya tertarik untuk juga ikut-ikutan tes kepribadian. Melalui website gratisan, akhirnya saya mendapatkan label sebagai seorang yang introvert. Beberapa bulan lalu saya juga dikritik terlalu introvert, lantaran saya males ikut nongkrong untuk membicarakan hal-hal yang tidak jelas.

Sebenarnya saya sendiri tidak begitu senang dengan pengkotak-kotakan introvert, extrovert, atau bahkan yang “terbaru” ambivert. Sebab, rasanya gampang banget mengidentifikasi milyaran orang di dunia dengan tiga kategori saja. Tapi, saya terpaksa menggunakan kata “Introvert” di judul tulisan ini, lantaran saya tidak tahu harus diganti dengan kata apa. Rasanya kata “Introvert” lebih popular, dan lebih ramah di mesin pencari.

Bagi saya yang mendapatkan label sebagai introvert, kegiatan bergaul yang terbaik adalah saat melakukan olahraga bersama di sebuah klub, atau komunitas olahraga. Di kantor, saya tidak begitu mengenal banyak orang. Tapi, suatu hari saya menanyakan kepada rekan kerja yang cukup saya kenal perihal jadwal main tenis meja di kantor.

“Di sini ga ada yang main tenis meja, ya?” Tanya saya.

“Ada kok, ntar gue kabarin, ya.”

Beberapa hari kemudian, saya diajak untuk bermain tenis meja dengan beberapa anak kantor yang kurang saya kenal. Tidak ada rasa canggung, saya cukup menikmati kegiatan bermain tenis meja dengan anak-anak kantor. Bahkan dari sini, saya jadi berkenalan dengan beberapa orang baru, yang mungkin tidak bakal pernah saya kenal jika tidak bermain tenis meja bersama.

Bukan hanya bermain tenis meja, saya juga akhirnya ikut bermain badminton dengan anak-anak kantor juga. Dari bermain badminton pula, akhirnya saya bisa tahu beberapa orang lainnya yang berkerja dari divisi yang tidak ada hubungannya dengan divisi tempat saya berkerja.

Tahun 2013, saya juga pernah bergabung dengan komunitas parkour, walaupun hanya sebentar lantaran olahraga parkour terlalu berat untuk saya, tapi setidaknya dari sini saya bisa bertemu dan bersosialisasi dengan beberapa orang baru, walaupun hanya sebentar pula.

Selain itu, pada tahun 2015, saya juga gabung dengan fans klub bola Liga Inggris, yang dimana saya juga sering untuk ikut bermain bola, atau futsal dengan fans klub bola tersebut.

Dari pengalaman saya, mungkin bisa dikatakan bahwa bergabung dengan klub olahraga bisa dikatakan sebagai sarana terbaik untuk introverts bergaul, bersosialisasi, dan menambah relasi.

Saya paham, sebagai orang yang dilabeli introvert bahwa kadang agak sulit untuk bergaul, bersosialisasi, dan menambah relasi dengan orang baru, apalagi dengan banyak orang. Tapi, dengan gabung klub atau komunitas olahraga, ini mungkin agak sedikit berbeda.

Begini ilustrasinya. Misal, Anda bergabung dengan klub bola kantor. Anda janjian pukul 4 sore untuk bermain, dan memulai kick-off di lapangan yang sudah ditentukan. Katakan saja Anda sampai lapangan pukul 3:40, ketika sampai di lapangan Anda paling hanya perlu menyapa “Halo”, atau “Apa kabar”, kepada beberapa orang yang Anda kenal.

Anda tidak perlu berbicara panjang lebar, sebab Anda harus bersiap-siap mengganti baju, mengenakan jersey klub Anda, dan juga Anda harus siap-siap untuk pemanasan.

Pukul 4, Anda sudah mulai bermain bola. Ketika main, tentu tidak perlu lagi melakukan ramah-tamah, atau basa-basi kepada orang-orang di sekitar. Orang-orang juga tidak akan mengajak Anda untuk mengobrol tentang topik yang tidak jelas, sebab pukul 4 adalah saatnya bermain bola.

Ketika bermain bola, fokus orang adalah mencetak gol sebanyak-banyaknya, dan menang. Tidak ada yang peduli dengan cara berbicara Anda, dan sikap hangat Anda yang sedikit Anda paksakan. Karena yang terpenting adalah main, dan menang.

Setelah selesai bermain bola selama 2 jam — kalau sewa lapangan, biasa hitungannya perjam — maka yang tersisa adalah capek. Di situasi ini barulah terkadang Anda harus sedikit mengobrol dengan rekan setim Anda. Tapi, biasanya topik yang diobrolkan adalah topik tentang permainan bola yang barusan dimainkan, jadi ya mudah saja untuk Anda ikuti alur obrolannya.

Selanjutnya, minggu depan Anda akan diajak lagi untuk bermain bola, Anda pun antusisas untuk mengikut pertandingan bola klub Anda, lantaran Anda sudah terbiasa dengan kegiatan tersebut. Dari sini, mungkin yang awalnya Anda merasa canggung, dan tidak enakan, perlahan mulai menikmati interaksi dengan berbagai macam orang dari anggota klub Anda.

Ilustrasi bermain bola. Gambar oleh master1305 dari Freepik

Bagaimana, sampai sini sudah dapat maksud saya dari tulisan ini, yang berkata bahwa gabung klub olahraga adalah cara bergaul terbaik untuk introverts?

Karena dengan bergabung dengan klub olahraga kita tidak dituntut untuk akrab dengan semua tim klub olahraga tersebut, yang dimana ini sepertinya cocok dengan introvert yang lebih senang bergaul dengan lingkar yang lebih kecil, tapi lebih hangat, dan dekat. Bahkan konon katanya, di sebuah klub bola professional, pemainnya pun tidak akrab-akrab banget.

Selain itu topik obrolan pada sebuah klub olahraga, ya tidak akan jauh-jauh dari kegiatan olahraga itu sendiri, misalkan Anda berada pada klub bola, maka pembicaraanya juga mengenai bola. Anda, tidak perlu mati gaya lantaran merasa topik obrolannya tidak cocok. Malahan lebih seirama, jika memang olahraga yang Anda lakukan, memanglah olahraga yang benar Anda ikuti perkembangannya.

Kalau Anda masih tidak berani untuk gabung klub olahraga, atau komunitas olahraga sendirian, coba ajak teman terbaik Anda untuk menemani Anda. Coba ikut klub, atau komunitas olahraga yang dirasa paling cocok untuk Anda, ikuti kegiatannya selama sebulan. Setelah itu Anda putuskan, lanjut atau tidak.

--

--

M Ikhsan
M Ikhsan

Written by M Ikhsan

Tempat belajar berargumen serta menyampaikan pendapat. Yuk ngobrol dengan saya melalui LinkedIn atau Instagram @ikhsanfirdauss

Responses (1)